All new Hilux Rangga hadir di Indonesia dengan tujuan bisa mengikuti jejak kesuksesan Kijang sebagai kendaraan komersial di Tanah Air. Dengan berbagai keunggulan, mulai dari desain dan fleksibilitasnya, model niaga dari merek Jepang ini diyakini bisa memenuhi segala kebutuhan konsumen atau pelaku usaha di dalam negeri.
Namun, Toyota Hilux Rangga sendiri dijual di Indonesia dengan status masih diimpor secara utuh alias CBU dari Thailand. Lalu, adakah peluang model komersial ini diproduksi secara lokal?
Dijelaskan Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, Thailand sebagai tempat produksi Hilux Rangga, memang merupakan pusat produksi model pikap.
“Platform IMV (International Multi-Purpose Vehicle) (Platform Hilux Rangga) di Indonesia juga diproduksi. Tapi, memang perlu kita tahu, bahwa Hilux memang pusatnya di Thailand. Mereka produksi cukup besar, baik untuk domestik dan juga untuk ekspor,” ujar Anton, saat ditemui di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Lanjut Anton, untuk Hilux Rangga memang jika melihat volume impor, dan juga situasi pasar saat ini, memang langkah yang terbaik adalah dengan CBU terlebih dahulu.
Namun, pria ramah ini juga tak menutup kemungkinan, jika Hilux Rangga bisa saja diproduksi di Indonesia, dengan melihat beberapa faktor yang mendukung.
Kemungkinan Produksi Lokal
“Diskusi selalu ada. Situasinya kan dinamis. Jadi, tidak pernah tertutup kemungkinan. Tapi, pada saat ini melihat total dari sisi cost, produksi dan lain-lain kami masih impor dahulu,” tegas Anton.
Sementara itu, meskipun berstatus CBU dari Thailand, dengan kerja sama beberapa karoseri atau tepatnya sejumlah 70 perusahaan lokal, tetap menjadikan Hilux Rangga memiliki nilai tambah bagi industri otomtoif Indonesia.
“Kandungan konten lokalnya (Hilux Rangga) bisa lebih tinggi dari 40 sampai 50 persen,” pungkas Anton.